Perkembangan pariwisata di Indonesia saat ini menunjukan hasil yang positif, pergerakan wisatawan dari tahun ke tahun semakin besar. Semua golongan lapisan masyarakat berlomba-lomba mencari tempat destinasi liburan untuk memanjakan mata mereka dari segudang kegiatan sehari-hari yang tak jarang membuat jenuh pikiran. Kemunculan sosial media salah satu penyebab cepatnya kabar yang sampai ke masyarakat bila ada tempat liburan alam yang indah, karena hampir setiap orang akan mengupdate kegiatan mereka ke medsos terutama jika sedang melakukan kegiatan travelling.
Traveling dan Trip sedang menjadi ukuran gaul untuk anak muda Indonesia saat ini, dari yang dulunya anak rumahan, sampai anak yang dulunya hanya suka main ke mall sekarang berubah menjadi anak-anak yang sangat ketagihan dengan kegiatan traveling dan trip. Anak muda sekarang sedang berlomba-lomba dalam menaklukkan gunung tertinggi, sampai menjelajah tempat wisata alam yang masih sepi.
Dari kegiatan traveling dan trip sebenarnya banyak sisi baik yang dapat diambil, diantaranya memperkenalkan alam Indonesia ke mata dunia, memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar wisata alam, membuat anak muda lebih aktif dan masih banyak lagi.
Namun tidak sedikit pula sisi negatif yang timbul dari fenomena ini, diantaranya rusaknya wisata alam akibat tangan-tangan jahil pengunjung, rusaknya ekosistem karena ulah pengembang dan kebiasaan buruk pengunjung. Banyak tempat wisata di Indonesia ini yang tidak luput dari corat-coret yang membuat tempat wisata tersebut terasa kumuh.
Untuk kasus rusaknya ekosistem sendiri ada beberapa pihak yang bertanggung jawab.
Pihak Pengembang, mereka merusak ekosistem yang ada disekitar objek wisata tersebut dengan membangun bangunan permanen, contohnya di pantai Indrayanti yang terletak di Gunung Kidul Provinsi DIY. Para pengembang membangun resort dengan mengeruk bukit-bukit yang ada di sekitar pantai, sehingga ekosisistemnya menjadi rusak.
Dinas Pariwisata pihak yang bertanggung jawab terhadap tempat wisata yang mengijinkan pengembang merusak ekosistem, padahal seharusnya mereka mencegah terjadinya perusakan ekosistem disekitar tempat wisata alam tersebut.Wisatawan yang dengan sengaja maupun tidak sengaja membuang sampah sembarangan, contoh kasus menggunungnya sampah di gunung-gunung yang sekarang menjadi tren anak muda gaul untuk eksis.
Maka dari itu mari kita sebagai orang-orang yang cinta terhadap tanah air Indonesia ini ikut menjaga dan melestarikan ekosistem Wisata alam dengan membiasakan membuang sampah pada tempatnya dan tidak mencorat-coret sembarang tempat.
Untuk kalian anak gaul dan mengatakan dirinya sebagai pecinta alam, CORAT_CORET itu tidak membuat kalian terlihat gaul, dan BUANG SAMPAH SEMBARANGAN itu tidak akan menambah ke eksiskan kalian.


0 comments:
Post a Comment