05 January 2016

Fenomena Pengobatan Tradisional

Di Indonesia saat ini banyak sekali bermunculan pengobatan alternatif atau tradisional sekalipun, bagi sebagian masyarakat di Indonesia pergi berobat ke dokter sangat menyulitkan khusunya untuk keluarga yang berpenghasilan dibawah rata-rata. Maka dari itu salah satu solusi mereka adalah pergi ke pengobatan tradisional atau aleternatif yang kini sudah banyak kita temui. Selain harganya murah, pengobatan alternatif juga dipilih sebagai usaha menyembuhkan beberepa penyakit berat yang dialami oleh sebagian orang.
Pengobatan alternatif di Indonesia bukanlah hal yang asing lagi bagi masyarakat di Indonesia. Pengobatan alternatif menjadi salah satu pengobatan yang sering digunakan oleh masyarakat saat ini. Sejak dahulu, pengobatan alternatif ini diberikan secara turun temurun. Mulai dari pengobatan herbal, orang pintar atau orang terpandang dimasyarakat, serta berdasarkan nilai agama. Fenomena yang terjadi saat ini di masyarakat adalah kasus yang sedang marak diperbincangan. Dikutip dari SatuHarapan.com yang memberitakan tentang “ kasus Ustad yang mengaku ahli dalam pengobatan alternatif beredar di berbagai media. Sang Ustad diberitakan telah melakukan penipuan terhadap pasien-pasiennya di dalam melaksanakan pengobatannya. Berawal dari laporan dua orang ibu tentang kasus penipuan yang dilakukan Ustad tersebut terhadap mereka, sampai saat ini sudah sekian banyak orang yang tampil di media, mengaku sebagai mantan pasien Ustad dan yang juga kena tipu. Modus penipuan yang dilakukan adalah dengan mengatakan bahwa penyakit yang diderita sang pasien disebabkan oleh kekuatan jahat, misalnya yang berwujud ulat atau benda-benda lain yang kemudian karena kesaktian sang Ustad dan dengan kehendak Allah lalu dapat dikeluarkan dari kepala, perut atau tubuh si pasien. Kemampuan “sakti” ini sebenarnya serupa dengan apa yang biasanya dilakukan oleh para pesulap yang pandai mengelabui mata penonton. Lalu sang Ustad mengumbar janji untuk kesembuhan para pasien dengan syarat bahwa mereka harus membayar sejumlah uang; ada yang berjumlah jutaan, puluhan juta, dan bahkan ratusan juta rupiah, baik yang diberikan secara tunai maupun melalui transfer ke rekening bank.” Kasus pengobatan alternatif yang melibatkan tokoh dan agama yang memakan korban material dan bahkan jiwa dari para pasien kemungkinan besar bukanlah satu-satunya kasus yang terjadi di dalam masyarakat Indonesia. Hal ini karena pengobatan-pengobatan alternatif yang melibatkan tokoh agama dan yang menggunakan simbol-simbol atau sarana-sarana agama tidaklah sedikit, atau bahkan sudah menjadi gejala umum di dalam masyarakat.

WHO menyatakan bahwa pengobatan tradisional atau pengobatan alternatif adalah ilmu dan seni pengobatan berdasarkan himpunan dari pengetahuan dan pengalaman praktek, baik yang dapat diterangkan secara ilmiah ataupun tidak, dalam melakukan diagnosis, prevensi, dan pengobatan terhadap ketidakseimbangan fisik, mental, ataupun sosial (dalam Agusmarni, 2012). Pengobatan alternatif atau tradisional menurut Depkes RI secara formal sudah memberikan perhatian yang seksama terhadap muncul dan berkembangnya pengobatan alternatif atau tradisional (battra). Pemerintah membagi beberapajenis battra di Indonesia yaitu dukun bayi, battra pijat/urut, dukun bayi tertatih, tukang jamu gendong, battra dengan ajaran agama, paranormal, patah tulang, sunat, pangur gigi, tabib, tenaga dalam, shinse, akupuntur (dalam Agusmarni, 2012). Menurut Foster dan Anderson (dalam Agusmarni, 2012) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat memilih pengobatan alternatif atau tradisional yaitu :
  • Faktor Sosial
Salah satu faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial adalah sugesti yaitu pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang.
  • Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi mempunyai peranan besar dalam penerimaan atau penolakan suatu pengobatan.faktor ini diperkuat dengan persepsi masyarakat bahwa pengobatan alternatif membutuhkan sedikit tenaga, biaya, dan waktu (dalam Agusmarni, 2012).
  • Faktor Budaya 
Budaya merupakan suatu pikiran, adat-istiadat, kepercayaan, yang menjadi kebiasaan masyarakat (dalam Agusmarni, 2012). Nilai-nilai budaya yang dominan pada individu sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian Individu. Dalam hal ini budaya dipengaruhi oleh suku bangsa yang dianut oleh pasien, jika aspek suku bangsa sangat mendominasi maka pertimbangan untuk menerima atau menolak didasari pada kecocokan suku bangsa yang dianut. Semua kebudayaan mempunyai cara-cara pengobatan, beberapa melibatkan metode ilmiah atau melibatkan kekuatan supranatural dan supernatural.
  • Faktor Psikologis
Peranan sakit merupakan suatu kondisi yang tidak menyenangkan, karena itu berbagai cara akan dijalani oleh pasien dalam rangka mencari kesembuhan maupun meringankan beban sakitnya, termasuk datang kepelayanan pengobatan alternatif (dalam Agusmarni,2012). 
  • Faktor Kejenuhan Terhadap Pelayanan Medis.
Proses pengobatan yang terlalu lama menyebabkan si penderita bosan dan berusaha mencari alternatif pengobatan lain yang mempercepat proses penyembuhannya.
  • Faktor Manfaat dan Keberhasilan
Keefektifan dari pengobatan alternatif menjadi alasan yang sangat berpengaruh terhadap pemilihan pengobatan alternatif.
  • Faktor Pengetahuan 
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata, telinga, atau pikiran yang merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (dalam Agusmarni, 2012). Pengetahuan didapatkan secara formal dan informal. 
Pengobatan alternatif atau tradisional masih digunakan oleh sebagian besar masyarakat bukan hanya karena kekurangan fasilitas pelayanan kesehatan formal yang terjangkau melainkan lebih disebabkan oleh faktor-faktor budaya Indonesia yang masih kuat kepercayaannya terhadap pengobatan alternatif. Budaya yang melekat pada individu mempengaruhi bagaimana individu itu berpikir dan bertindak. Di Indonesia pun banyak sekali jenis-jenis pengobatan alternatif yang tersedia sehingga memudahkan masyarakat dalam menggunakan jasa pengobatan tersebut. Selain itu adanya kepercayaan individu terhadap upaya pengobatan dan pelayanan kesehatan yang dikemukakan oleh Rosenstock (dalam Agusmarni, 2012) yaitu tentang Health Belief Model. Merupakan suatu model yang dikembangkan untuk menjelaskan tindakan yang berhubungan dengan kesehatan dengan memfokuskan pada kognitif. Dimana individu siap melakukan suatu tindakan terhadap bahayanya penyakit tersebut serta persepsi individu terhadap kemungkinan yang terjadi bila terserang penyakit tersebut misalnya kecacatan dan dijauhin oleh lingkungan sosialnya. Penilaian individu terhadap manfaat pengobatan tersebut dan membandingkan persepsi terhadap pengorbanan yang harus dilakukan untuk melakukan pengobatan tersebut misalnya tenaga, fisik, dan lain-lain.

Fenomena yang terjadi adalah bukan menyalahkan pengobatan alternatif tersebut, karena pengobatan alternatif sudah merupakan budaya dalam masyarakat Indonesia serta cukup memberikan hasil yang baik dan ada beberapa pasien yang sembuh dalam pengobatan alternatif. Biaya kesehatan di rumah sakit tergolong cukup mahal sehingga masyarakat lebih memilih pengobatan alternatif. Dalam hal ini yang patut diperhatikan adalah asal usul dari individu yang membuka pengobatan alternatif tersebut. Banyak oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang mengatas namakan agama dalam pengobatan alternatif. Sehingga banyak masyarakat yang tertipu oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Masyarakat harus pintar memilih dan menentukan pengobatan alternatif, serta pemerintah yang bisa meringankan biaya kesehatan untuk masyarakat di Indonesia yang cukup mahal. Sehingga masalah ini tidak terus terjadi di masyarakat.

Sumber:
Agusmarni Soraya. (2012). Gambaran Healht belief model pada individu penedrita diabetes yang menggunakan pengobatan medis dan alternatif
http://www.satuharapan.com/read-detail/read/analisis-rakyat-perlu-kritis-pada-pengobatan-berbasis-agama (diunggah pada 21 Juli 2014. Pukul: 19.00 WIB)

0 comments:

Post a Comment