18 October 2015

Novanto-Trump Gate

Kunjungan Ketua dan Wakil Ketua DPR RI, Setya Novanto dan Fadli Zon ke Amerika antara lain mengikuti pertemuan perwakilan parlemen dari berbagai penjuru dunia di Markas Besar PBB di New York. Banyak kabar beredar bahwa rombongan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto yang berkunjung ke Amerika Serikat berjumlah 20 orang.

Kunjungan itu makin kontroversial karena pada Kamis, 3 September 2015, Setya Novanto dan rombongannya mengikuti acara Donald Trump, yang diambil sumpah kesetiaannya oleh Parta Republik untuk maju sebagai calon Presiden Amerika Serikat.

Saat memperkenalkan Ketua DPR RI itu dihadapan pers, Trump mengatakan, “The speaker of the house of Indonesia, hes here to see me. Setya Novanto, one of the most powerful men and a great man (Ketua DPR Indonesia, dia di sini untuk menemui saya. Setya Novanto, salah satu orang paling berkuasa dan orang hebat).”.

Kemudian, Trump bertanya kepada Ketua DPR RI, "And we will do great things for the United States is that correct (Dan kami akan melakukan hal-hal hebat untuk AS apakah benar)?" Yang dijawab Setya dengan jawaban, "Yes (Ya)."

Selanjutnya, Trump bertanya lagi "Do they like me in Indonesia (Apakah mereka menyukai saya di Indonesia)?" Yang kembali dijawab politikus Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut dengan jawaban, "Yes."

Wajar saja bila kemudian banyak orang, terutama bagi mereka yang belum mengetahuinya, siapakah sosok calon Presiden AS itu yang berhasil mengajak Ketua DPR RI untuk "melakukan hal-hal hebat untuk AS"?

Bagi sebagian orang di Indonesia yang pernah menonton acara "reality show" bertajuk "The Apprentice", mungkin mengenal sosok Donald Trump sebagai seorang pebisnis yang sedang menyeleksi orang-orang untuk bekerja dengan manajemen perusahaannya.

Bagian yang paling terkenal dari "The Apprentice" barangkali adalah setiap akhir episode. Trump mengatakan kepada salah satu orang, "Youre fired (Anda dipecat)."

Selain hadirnya Ketua dan Wakil Ketua DPR RI itu dalam acara konferensi Donald Trump yang menjadi masalah karena dilansir melanggar kode etik, ada masalah lain yaitu biaya perjalanan yang tidak transparan.

Lalu berapa ongkos perjalanannya? Jika dihitung berdasar Peraturan Menteri Keuangan 53/PMK.02/2014 tentang Standar Tentang Biaya Masukan 2015, kunjungan Setya Novanto dan 8 rekannya ke New York menghabiskan uang negara sekitar Rp 4,6 miliar. Namun biaya perjalanan dinas yang sesungguhnya belum pernah diungkap oleh Setyo dan anggota DPR lainnya.
“Kami menduga anggaran yang digunakan lebih besar, bisa lebih Rp 10 miliar dengan asumsi berbagai tunjangan,” ujar sekjen Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran FITRA Yenny Sucipto, Sabtu, 5 September.

Biaya perjalanan yang tidak transparan ini berpotensi terjadi mark up karena memakai sistim lumsum. Apalagi kurs Rupiah terhadap USD tak stabil. FITRA juga menyoroti agenda DPR yang dinilai tidak bermanfaat. “Agenda kunjungan ke Amerika tidak jelas, bahkan foto-foto dengan politikus AS (Donald Trumph) justru membuat rakyat Indonesia malu,” katanya. Yenny selanjutnya meminta Setya untuk membuka data akuntabilitas biaya perjalanan dinasnya ke New York.


Sumber:
http://nasional.tempo.co/
http://www.rappler.com/

0 comments:

Post a Comment