Kunjungan Ketua dan Wakil Ketua DPR RI, Setya
Novanto dan Fadli Zon ke Amerika antara lain mengikuti pertemuan perwakilan
parlemen dari berbagai penjuru dunia di Markas Besar PBB di New York. Banyak
kabar beredar bahwa rombongan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto yang
berkunjung ke Amerika Serikat berjumlah 20 orang.
Kunjungan itu makin kontroversial karena pada Kamis,
3 September 2015, Setya Novanto dan rombongannya mengikuti acara Donald Trump,
yang diambil sumpah kesetiaannya oleh Parta Republik untuk maju sebagai calon
Presiden Amerika Serikat.
Saat memperkenalkan Ketua DPR RI itu dihadapan pers,
Trump mengatakan, “The speaker of the house of Indonesia, hes here to see me.
Setya Novanto, one of the most powerful men and a great man (Ketua DPR
Indonesia, dia di sini untuk menemui saya. Setya Novanto, salah satu orang
paling berkuasa dan orang hebat).”.
Kemudian, Trump bertanya kepada Ketua DPR RI, "And
we will do great things for the United States is that correct (Dan kami
akan melakukan hal-hal hebat untuk AS apakah benar)?" Yang dijawab Setya
dengan jawaban, "Yes (Ya)."
Selanjutnya, Trump bertanya lagi "Do they like me in Indonesia (Apakah mereka menyukai saya di Indonesia)?" Yang kembali dijawab politikus Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut dengan jawaban, "Yes."
Wajar saja bila kemudian banyak orang, terutama bagi mereka yang belum mengetahuinya, siapakah sosok calon Presiden AS itu yang berhasil mengajak Ketua DPR RI untuk "melakukan hal-hal hebat untuk AS"?
Selanjutnya, Trump bertanya lagi "Do they like me in Indonesia (Apakah mereka menyukai saya di Indonesia)?" Yang kembali dijawab politikus Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut dengan jawaban, "Yes."
Wajar saja bila kemudian banyak orang, terutama bagi mereka yang belum mengetahuinya, siapakah sosok calon Presiden AS itu yang berhasil mengajak Ketua DPR RI untuk "melakukan hal-hal hebat untuk AS"?
Bagi sebagian orang di Indonesia yang pernah menonton acara "reality show" bertajuk "The Apprentice", mungkin mengenal sosok Donald Trump sebagai seorang pebisnis yang sedang menyeleksi orang-orang untuk bekerja dengan manajemen perusahaannya.
Bagian yang paling terkenal dari "The Apprentice" barangkali adalah setiap akhir episode. Trump mengatakan kepada salah satu orang, "Youre fired (Anda dipecat)."
Selain hadirnya Ketua dan Wakil Ketua DPR RI itu
dalam acara konferensi Donald Trump yang menjadi masalah karena dilansir
melanggar kode etik, ada masalah lain yaitu biaya perjalanan yang tidak
transparan.
Lalu berapa ongkos perjalanannya? Jika dihitung
berdasar Peraturan Menteri Keuangan 53/PMK.02/2014 tentang Standar Tentang
Biaya Masukan 2015, kunjungan Setya Novanto dan 8 rekannya ke New York
menghabiskan uang negara sekitar Rp 4,6 miliar. Namun biaya perjalanan dinas
yang sesungguhnya belum pernah diungkap oleh Setyo dan anggota DPR lainnya.
“Kami menduga anggaran yang digunakan lebih besar,
bisa lebih Rp 10 miliar dengan asumsi berbagai tunjangan,” ujar sekjen Forum
Indonesia untuk Transparansi Anggaran FITRA Yenny Sucipto, Sabtu, 5 September.
Biaya perjalanan yang tidak transparan ini
berpotensi terjadi mark up karena memakai sistim lumsum. Apalagi kurs
Rupiah terhadap USD tak stabil. FITRA juga menyoroti agenda DPR yang dinilai tidak
bermanfaat. “Agenda kunjungan ke Amerika tidak jelas, bahkan foto-foto dengan
politikus AS (Donald Trumph) justru membuat rakyat Indonesia malu,” katanya. Yenny selanjutnya meminta Setya untuk membuka data
akuntabilitas biaya perjalanan dinasnya ke New York.
Sumber:
Sumber:
http://nasional.tempo.co/
http://www.rappler.com/


0 comments:
Post a Comment